Selasa, September 18, 2012

DRAMA KESENIAN X-Australia . JUDUL : BETWEEN ME,YOU,AND THEM

Karya : vera,diva,dika,irma,alfan,fathur,awang,sarah,mahyun


CHAPTER 1

 Ruangan yang luas dengan udara yang sejuk itu, sejak awal memang terkenal sebagai kelas yang ribut. Bahkan pagi ini pun tak kalah ributnya seperti hari biasa. Meskipun mereka adalah murid-murid dikelas unggul, tetapi jangan ditanya mengapa suara mereka bisa seperti murid-murid kelas bawah. Tetapi pagi ini mereka diributkan oleh berita bahwa dikelas mereka akan kedatangan murid baru. Entah kapan murid itu akan masuk ke kelas mereka. Entahlah! Yang pasti saat ini sebagian dari murid wanita sedang berandai-andai apakah si murid itu adalah laki-laki idaman mereka. Sementara yang sebagian dari murid laki-laki sedang asyik bermain bola.
                Ketika seorang laki-laki menendang bola, tiba-tiba bola itu menyasar dan mengenai seorang wanita yang sedang asik berbicara dengan teman sekelompoknya, sebut saja namanya Sarah. Sarah jatuh tersungkur karena bola itu tepat mengenai bagian dari tubuhnya. Dengan cekatan, si lelaki yang menendang bola itu atau biasa dipanggil Fathur menahan Sarah agar tidak terjatuh. Sarah lemah, tetapi ia masih agak sadar. Jadi setelah Fathur menahan Sarah, Sarah langsung buru-buru membenarkan posisi tubuhnya untuk berdiri.

Fathur     : Maaf, apa kau baik-baik saja, Sarah?

Sarah       : I..iya. Terima kasih.

                Tidak lama Sarah berdiri, kemudian dia kembali terjatuh. Fathur kembali menahannya. Lalu ia segera membawanya keluar dari ruangan kelas menuju UKS.


                Seorang wanita tidak berseragam sedang berjalan menelusuri koridor sekolah, hingga ia berhenti di suatu ruangan yang serba putih yang diketahui bahwa ruangan itu adalah ruangan UKS. Ia masuk ke dalam ruangan itu perlahan. Tiba-tiba datang seorang lelaki yang membawa seorang wanita disampingnya dengan terburu-buru.

Fathur     : Permisi. Temanku pingsan, apakah ada obat untuknya? Kumohon. Jika terjadi apa-apa terhadapnya itu salahku.

Diva         : Maaf, tapi aku bukan—

Fathur     : Kumohon, bantu aku.

                Diva dengan pasrah menerima permintaan Fathur. Lagipula ia tidak tega dengan keadaan wanita itu. Dengan sigap ia segera mengambil stetoskop dan beberapa obat penenang. Ia menangani Sarah dengan telaten seperti layaknya dokter sungguhan.

Diva         : Sudah, biarkan dia istirahat sejenak hingga dia siuman.

Fathur     : Terima kasih. Ah.. Maaf, aku kira kau adalah murid disini ternyata—

Diva         : Aku memang murid disini, setidaknya mulai besok.

Fathur     : Kau murid sini? Bagaimana bisa kau menanganinya dengan sangat baik tadi?

Diva         : Papaku seorang dokter. Tak jarang aku pun turut ikut untuk menangani pasiennya. Jadi hal itu sudah biasa bagiku.

Fathur     : Kau hebat.

Diva         : (melihat sekilas ke Fathur lalu mengalihkan pandangannya kembali) Terima kasih.

Fathur     : Perkenalkan, namaku—

Diva         : Aku harus pergi. Permisi (diva berjalan ke arah pintu)

Fathur     : NAMAKU FATHUR!

Diva berhenti sejenak lalu berbalik.

Diva         : Diva, namaku Diva.

Diva tersenyum lalu ia kembali berjalan keluar dari ruangan UKS.

Diva         : (nutup mulut dengan kedua telapak tangan) Ada apa ini?


Beginilah awal pertemuan mereka…


------------------Keesokan harinya------------------

                Pagi itu, suasana diruangan kelas yang ramai tetapi sejuk tetap seperti biasa. Tetapi ada seorang lelaki yang melamun, ya.. tidak seperti biasanya.

Alfan       : Eh! Kenapa nih senyam-senyum? (Alfan datang lalu duduk disamping Fathur)

Fathur     : Rahasia!

Alfan       : Yah! Sombong banget sih loo?

Ketika kedua orang ini sedang berbicara, ada seorang wanita yang menatapi mereka dari kejauhan.

Irma        : Ehm! Ini nih! Yang lagi natapin pangerannya~ Iya gak Ver? Dik?

Dika mengangguk mantap, tetapi Vera yang sedang mendengarkan lagu dari earphonenya tidak menghiraukan omongan mereka.

Irma        : Heh! (guncang-guncangin bahu vera)

Dika yang duduk disamping vera, langsung membuka earphone yang dipakai vera lalu menjerit.

Dika         : VERA! ADA KECOA!!!

Vera        : (dengan tampang biasa) Mana?

Kedua orang itu langsung nepuk jidat dengan sifat Vera yang LOLA (loading lama).

Irma        : Emang ya~ si Vera ini Lola nya kelewatan.

Dika         : Banget!

Vera        : Yah! Kalian ngerjain aku ya?

Sarah yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

Sarah       : Bukan kalian, tapi mereka (nunjuk Dika dan Irma)

Vera        : (natap sinis, trus balik ngeliat sarah) Guru kok gak masuk-masuk ya?

I & D        : Bagus dong!

Vera        : Yaudah, aku dengerin lagu lagi ah~ Lho? Earphone aku mana??

I & D        : NGILANG!

Vera        : Sini balikin cepet!

Akhirnya terjadilah perperangan antara mereka hingga tampang pak Mahyun menghentikan perperangan mereka.

Mahyun   : Dika! Kemarikan earphone itu!

Dika memberikan earphone itu ke pak Mahyun.

Vera        : Earphoneku~ (dengan tampang menyedihkan dia menenggelamkan wajahnya keatas meja)

Sarah       : Sabar ver~ sabar~ (ngelus-ngelus punggung Vera)

Mahyun   : Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk.

Pak Mahyun mempersilahkan murid baru untuk masuk. *tidak ada satu orang pun yang meperdulikan pak mahyun*
Sarah : iwak peyek iwak peyek nasi jagungg…

Vera : *nyanyi lagu korea sambil dengar earphone*

Irma: eh,katanya cherrybelle bubar loh!!
Dika : ah masa’  sih ? -_-

Alfan : *main bola bareng awang,fatur*

Mahyun  : DIAAAMMMM!!!!!!!
Fatur : *melihat ke belakang* diva ?

Sarah : *senggol-senggol vera*

Vera : apa ?

Sarah : itu pak mahyunnn -,-
*seketika semuanya duduk ke tempat masing-masing*

Mahyun   : Silahkan perkenalkan diri.

Diva         : Terima kasih pak. Perkenalkan, nama saya Diva. Saya pindahan dari Australia. Mohon bantuannya. Terima kasih.

Awang     : (nangkat tangan) Orang cina ya?

Seisi kelas tertawa mendengar penuturan Awang.

Awang     : Eh? Kenapa? Memang benar kan dia mirip orang cina?

Dika         : Kacamatamu tuh gak pas! Makanya ganti!

Awang     : Apa sih -_-

Mahyun   : Diam! Diva, silahkan duduk di sebelah Alfan.

Diva berjalan ke barisan kedua sebelah kanan. Fathur yang duduk didepan sebelah kiri menoleh ke Diva. Diva tidak menatap Fathur, tetapi ia malah sedang asik berkenalan dengan teman sebangkunya, Alfan, yang juga adalah sahabat karib Fathur. Fathur sedikit cemburu tetapi ia segera menepisnya dengan melihat kedepan. Sarah yang melihat sikap Fathur seakan tahu jika Fathur memiliki perasaan terhadap Diva, murid baru  itu.

Beberapa saat kemudian bel berdering menandakan saatnya murid-murid disekolah itu untuk pulang. Pak Mahyun terlebih dahulu keluar dari ruangan. Fathur bangkit dari bangkunya berniat untuk mengajak Diva pulang bersama, tetapi Alfan lebih dulu mengajak Diva pulang bersama. fatur meremas bajunya. Kali ini dia benar-benar kesal, bukan kepada sahabatnya ataupun wanita yang sepertinya disukainya itu, tetapi dirinya sendiri, keterlambatannya, ketidakberaniannya.
                Sarah menghampiri Fathur, tetapi Fathur malah duluan berjalan meninggalkan Sarah. Lalu teman-temannya, Irma, Dika, dan Vera menghampiri Sarah.

Irma        : Eh, kita karaoke-an yuk!

Dika         : Boleh! Boleh!

Awang     : Aku ikutan dong!

Vera        : Kemana? Kemana?

Irma        : Nyabut rumput, mau?

Vera        : Ih! Ngapain nyabut rumput kurang kerjaan aja. Kalo karaoke-an aku mau!

Dika         : Lah! Itu tadi kan juga dibilangnya gitu!

Vera        : Tadi kalian bilangnya nyabut rumput!

Sarah       : Udah! Udah ah! Kita karaoke-an, oke? Yuk!

Mereka pergi bersama meninggalkan ruangan kelas itu.


------------------Keesokan harinya------------------



Hari ini, jadwal untuk praktek pelajaran bernyanyi. Pak Mahyun memasangkan mereka untuk bernyanyi bersama. Sarah berpasangan dengan Diva. Tentu hal itu membuatnya kesal. Mereka bernyanyi bersama hingga lagu itu selesai dinyanyikan. Mereka mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari teman-teman maupun pak Mahyun.

Mahyun   : Bagus Sarah. Suaramu sangat stabil seperti biasanya.

Sarah       : Terima kasih pak.

Mahyun : Diva, suaramu sangat tidak stabil. Banyak kesalahan ditiap nada tingginya. Saya harap kamu lebih banyak berlatih lagi.

Diva         : Baik pak.

Mahyun   : Selanjutnya silahkan.

                Sarah sedikit berbangga hati melihat kenyataan bahwa dirinya lebih baik daripada Diva.


Awang     : Eh! Dengar! Empat minggu lagi bakal ada lomba nyanyi

Semua     : Nyanyi?

Awang     : Semua kelas ikut.

Alfan       : Kita ikut? Waktunya tinggal empat minggu. Untuk mempersiapkan diri dalam waktu sesingkat ini sulit lho

Awang     : Ya mungkin bapak mau ngetes kekompakan kita. Jadi kalian gimana? Setuju?

Semua     : Setuju.

Sarah       : Eh! Tapi kayaknya sulit jika satu orang yang gak biasa menyesuaikan diri sama kita ikut lomba ini. Nanti jangan karena satu orang, kita jadi dibilang gak kompak. Lagipula sebelumnya kita selalu menang kan? Malu kalo kita nanti gak menang.

I, D, A      : Iya juga sih! Diva sebaiknya gak usah ikutan.

BRRAAKK!!!!

Alfan       : KALIAN!! APA KALIAN TIDAK PUNYA PERASAAN HAH?? DIA TEMAN KITA JUGA! DIA NANTINYA PASTI BISA MENYESUAIKAN DIRI. KALIAN! APA INI YANG KALIAN MAKSUD DENGAN KEKOMPAKAN? HAH! YANG BEGINI? AKU TIDAK IKUT! (pergi keluar kelas)

Fathur     : Aku juga tidak ikut! (pergi keluar juga)

Dika         : Aku mau—

Sarah       : Mau tidak ikut juga? (tanya sarah ketus)

Dika         : Bukan, ke toilet. Permisi.

Vera        : Awang!---

Awang     : Apa? Mau keluar juga?

Vera        : Bukan! Balikin earphoneku!

Irma        : Vera!

Vera        : Apa?

Irma        : Jangan kumat ketika keadaan begini.

Vera        : Kumat?

S & I        : IYA!

Vera        : Sorry~



Dika baru keluar dari toilet dan saat ini ia sedang menuju ke Ruang Kelas.
Sementara itu, di kelas saat ini sangat sunyi. Kalau ada jangkrik, mungkin suara jangkrik itu satu-satunya suara yang paling besar dikelas itu.

Irma        : Kelas sunyi itu menyedihkan.

Vera        : Sangat menyedihkan!

Irma        : Eh? Tumben gak kumat!

Vera        : Hehe

                Dika membuka pintu kelas lalu berjalan menuju bangkunya.

Irma        : Darimana aja?

Vera        : Ada bawa ice cream gak?

Vera mendapat deathglare dari Irma.

Dika         : ehhh! Sarah mana?

Irma        : Au noh barusan udah keluar!

Vera        : Keluar? Yah! Aku lupa nitip ice cream!

                Oke, kali ini Vera bukan dapat deathglare atau ejekan, tapi jitakan.


Fathur     : Fan, tidak seharusnya kita begini dengan teman-teman kita.

Alfan       : Aku tau. Tapi apa kau tidak merasakannya? Diva seperti menangis. Mereka seperti memojokkannya. Shit! Apakah mereka benar memperlakukan seorang teman seperti itu?

Fathur     : Kita bisa menjelaskannya pada mereka.

-keesokan harinya-
Cuaca yang baik, tetapi tidak dengan suasana ruangan kelas ini. Suram? Muram? Seperti di rumah yang angker. Masing-masing dari mereka sibuk mengeluti pekerjaan ‘tidak berarti’ mereka itu. Lihat saja! Ada yang melamun, menggalau, bergumam sendiri, menggigit pensil, bahkan ada juga yang tidak biasanya membaca buku, jadi seperti kutu buku saat ini. Tapi wajah seorang wanita tidak tampak disitu. Siapakah dia?
                Suara langkah kaki seseorang membuyarkan lamunan mereka. Seseorang? Ya.. teman lama mereka yang beberapa bulan yang lalu pindah ke Amerika. Dia kembali.

Awang     : Eh? Mahyun?

Vera        : Mahyun? Mana?

Sarah memegang kedua pipi Vera dengan kedua telapak tangannya dan menghadapkan wajah itu ke arah pintu masuk.

Mahyun   : Hai! (cool~)

Vera        : Oleh-oleh mana?

Sarah       : Iya, oleh-oleh mana?

Mahyun   : Nanti ya? Eh, By the way, Kenapa tadi pada murung disini? Apa selalu gini selama aku pergi?

Awang     : Jangan geer, Hyun!

Sarah       : Aiih~

Mahyun   : jadi kenapa ? alfan sama fatur juga kemana ?

Awang : gatau deh,mereka kan emang langganan telat nyun
Vera : (bisik-bisik sama mahyun)
Sarah       : Ehm! Tau nih yang udah kangenan, jadi bisik-bisikan.

Vera        : Kami kan teman dari kecil rah~ Wajar dong kangen. Gak kayak sarah tuh yang kangen tapi cuma diaaaaam aja!

Sarah       : (bungkam mulut Vera) Kita harus latihan untuk lomba. Yuk!

Vera        : Sekarang?

S,D,I,A     : BUKAN! BESOK!

Vera        : Yaudah, ngapain buru-buru pergi.

Irma        : Stress aku lama-lama gini. Ayo! (narik Vera)

*fatur dan alfan tiba ke skolah
Alfan : hai smua
Sarah : heyyy,eh kalian datang ? aku kirain kalian ga bakal datang karena ngambek sama kami
Fatur : ya enggalah,kita itu kan biasa telat datang
Irma : yaudah kita latihan aja yuk sekarang

*lagi latihan nyanyi*
Sarah : eh,di bagian yang tinggi ini gue gabisa sendiri,kita kekurangan orang nih -.-
Fatur : gue tau deh siapa yang bisa Bantu kita
Sarah : siapa ? lagi pula vera,irma,dika juga udah punya part masing-masing
Alfan,fatur : DIVA!!! *SERENTAK*
Sarah : diva ? loh kok dia sih,lagipula kan kalian tahu suara dia itu gimana,ga cocok sama suara aku
Alfan : terserah itu pilihan kalian
Mahyun : diva itu siapa??
Awang : anak baru pindahan Australia yang mukanya mirip china itu nyun
Mahyun : hmmmm
Fatur : jadi gimana ?
Sarah : *sdikit berfikir*
                Yaudah deh terserah kalian!
Alfan : good! Diva nya mana sekarang ? -_-
Fatur : mungkin dia ga datang karena kemarin ?
*tiba –tiba ada yang buka pintu kelas*
Semua : diva ?!!!! *serentak*
Diva : eh iya ?
Dika : panjang umur ih dia
Alfan : pas banget,va kamu mau nolong kita gak ?
Diva : apa?
Awang : kamu masuk ke grup nyanyi kita,bantuin sarah yang suaranya kerendahan ?
Diva : kalian serius ?
Irma : iya divaaa
Diva : oke diva akan Bantu kalian J
*latihan nyanyi*

3 minggu kemudian

                Pagi ini di sebuah café entah kenapa tiba-tiba fatur memberitahu kami semua untuk membantunya menyiapkan surprise untuk seseorang di café kepunyaan irma,disana penuh dengan balon-balon berbentuk love

Fatur : kalian sudah menelepon diva ?
Irma : sudah,mungkin sebentar lagi dia akan datang
Sarah : memangnya ada apa sih ini tur ?
Fatur : kamu liat aja nanti deh.eh eh eh eh oh iya,aku kelupaan sesuatu,aku akan segera kembali berlari keluar*

Alfan : eh eh eh *manggil semuanya*
Awang : yes,what ?
Alfan : kalian mau Bantu aku gak ?
Irma : apaan fan ?
Alfan : di saat saat yang romantis gini cocok ga sih gue mau nembak diva ?
Semua : APAAA?!!!!
Alfan : hehe -,-
Sarah : COCOK BANGET FAN!,soalnya fatur juga kayak mau nembak cewek gitu disini.gue feelingnya sih gitu
Irma : kayaknya sarah ni yang bakal di tembak,ehem ehem
Dika : cieee
Sarah : ada ada aja -.-
Awang : eh itu diva nya *nunjuk*
Alfan : *bisikin rencananya sama mereka*
Semua : OKEEEE!!!!!


*Alfan menghampiri diva*
Diva : hai alfan,acaranya udah mulai ?
Alfan : belom kok J *narik diva ke dalem *

*nyanyi lagu bruno mars-just the way you are*
*nyanyi rame-rame nih*






*Fatur yang bawa bunga mawar merah ngeliat ke dalam trus berhenti*


*sarah yang lagi ikutan nyanyi ngeliat fatur*
Sarah : jadi gimanaaa ? diva terima alfan gaakkk??
Diva : ha ?*muka merah*
Smua : *trima trima trima trima
Diva : yaaa
Smua : *sorak* yyyyyyeeeeeeee

*fatur ngebuang bunga mawar merahnya trus pergi*

*sarah ngejar fatur,tapi jejak fatur ga terlihat lagi,trus ngeliat bunga mawar nya dengan tulisan
“WULD YOU BE MY GIRLFRIEND,DIVA?”
*SAKIT BANGET INI YA *


                Keadaan makin merumit


--------------------To Be Continue---------------------


                CHAPTER 2

                Saat ini ketiga orang wanita plus satu orang lelaki sedang berdiskusi (?) entah mengenai apa, yang pasti hal itu sepertinya pembicaraan yang sangat serius. Bagi mereka..

Irma        : Jadi, hal penting apa yang mau kau katakan?

Dika         : Gak, gak jadi. Udah ya, Bye~
               
                Dika pergi meninggalkan mereka dengan wajah melongo melihat sifat wanita satu itu.

Awang     : Menggalau deh sama tuh anak.

Irma        : Jangan-jangan tentang Sarah yang suka sama Fathur ya?

Vera        : Siapa suka sama siapa?

Irma        : Ya ampun ver~ jadi gak pernah denger ya yang kami ngomongin selama ini?

Vera        : Engga. Akunya kirain kalian ngomongin smash, kan kebiasaannya sarah tu nanyain ‘Do you like smash?’ ‘Do you like smash?’

Awang     : Heh! Makanya jangan mimpi ngisi perut mulu dengan ice cream, lollipop, coklat, de-el-el.

Vera        : Mimpi bisa ngisi perut ya?

Awang     : Gatau lah!

                Awang dan Irma langsung pergi ninggalin Vera. Vera dengan tampang melongo mengekor dibelakang mereka sambil mengambil lollipop dari kantungnya.

-----------------Keesokan harinya­­­­­­­­­­­­­­­­­­------------------

                Smuanya lagi sama-sama ke kantin kecuali diva yang baru datang (lagi),Diva berjalan menuju bangkunya. Ketika dia sedang membuka tasnya, didapatinya sebuah buku terjatuh dari mejanya. Dia membuka lembaran demi lembaran buku itu. Buku itu sebuah Diary. Entah milik siapa. Ketika Diva sedang membaca setiap isinya, Sarah datang dan langsung merebut buku yang dipegang Diva.

Diva         : Kau menyukai Fathur?

Sarah       : Bukan urusanmu.

Diva         : Kalian pasangan yang serasi.

Sarah       : Serasi? Serasi katamu?

Diva         : Ehm.. Menurutku. Malah kukira—

Sarah       : Apa yang kau ketahui tentangku?

Diva         : Ha?

Sarah       : Kau sungguh beruntung. Aku iri denganmu. Kau datang dan merusak segalanya.

Diva         : Sarah, apa maksud---

Sarah       : Aku menyukainya. Aku akui itu. Selama ini aku hanya memandanginya, karena hanya itu yang bisa aku lakukan. Setelah kau datang, perasaanku jadi tidak tenang. Selama ini Fathur tidak pernah memadang wanita. Tapi denganmu..

                Sarah seakan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia terisak. Dia mencoba menenangkan perasaannya.

Sarah       : Fathur menyukaimu. Kau senang? APA KAU SENANG?

                Kali ini unek-unek Sarah benar-benar telah meledak. Ini yang diinginkannya. Membuat wanita itu terpojok. Perlahan ia terduduk, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Diva ingin mencoba membantu tetapi..

Alfan       : Nanti nyanyiin lagu ‘Iwa peyeeek Iwa peyeeek’ aja!

Awang     : Jangan! Lagunya Avril aja!

Dika         : Smash aja

V & I        : Engga! Suju aja!

Mahyun   : Apa kalian ini!

Irma        : Eh? SARAH! (langsung megang bahu Sarah)

Dika         : Sarah kenapa?

Vera        : Kyaa!! Sarah kenapa? Sama dibuat siapa?

Awang     : Dibuat sama siapa ver, bukan sama dibuat siapa.

Mahyun   : Dibalik-balik dikit kan gapapa.

Vera        : Bener tuh bener!

Mahyun   : Tapi tetap aja salah ver.

Awang     : Kalo salah, salah aja Hyun!

Irma        : Kalian! Tolong jangan bicarakan persoalan itu dulu sekarang!

                Seketika seperti disetrika, suasananya jadi hening. Awang mencoba bertanya kepada Diva, tapi Alfan menghalanginya. Lalu membawanya keluar dari tempat itu. Awang mengikuti mereka dari belakang.

Mahyun   : Aku benar-benar bingung sekarang. Apa yang terjadi?

Vera        : Entah!

                Kedua orang ini benar-benar tidak tau ternyata. Tidak lama kemudian Awang kembali dan mengejutkan mereka.
BRAK!!!

Awang     : Alfan!

All            : Kenapaa?

Awang     : Alfan ditabrak!

All            : Ha?


                Seorang wanita, sebut saja namanya Diva, sedang duduk menyendiri dibangku tempatnya duduk seperti biasa. Menyendiri? Ternyata lelaki yang biasa duduk disebelahnya, Alfan tidak kunjung menampakkan batang hidungnya hari itu. Wajar saja, insiden kemarin membuat lelaki itu tidak seperti bisa seperti biasa disini. Ia masih dalam keadaan koma dirumah sakit saat ini. Perasaan yang tak jauh beda terpancarkan pula dari lelaki yang duduk di bangku depan sebelah kiri, Fathur. Ia hanya duduk diam ditempatnya. Selama beberapa hari ini sejak ia mengetahui kenyataan bahwa temannya, Alfan, menyukai orang yang disukainya, Diva, ia menjadi orang yang pemurung. Bahkan ia juga jadi tidak pernah memandang wajah orang yang disukainya itu, terlebih lagi kepada temannya sendiri. Tetapi kejadian kemarin benar-benar seperti merengut sebagian kebahagiaannya. Sahabatnya, teman kecilnya, bahkan sudah seperti Kakak lelaki baginya.
                Beberapa pasang mata menatap sinis kepada Diva. Mereka beranggapan bahwa penyebab Alfan koma saat ini.
Sarah bangkikt dari tempat duduknya
Sarah : ini semua gara gara lo
PLAKKKK! *nampar diva
Fatur :  apa-apaan sih sarah! *ngebentak*
Diva : *nangis* maafin aku,maafin aku,tapi…
Sarah : tapi apalagi ? tapi apalagi ha?
Awang : udah deh,ini juga bukan salah diva.aku yakin kalo alfan sekarang sadar dia pasti juga bakal bilang gitu
Sarah :  kalian semua selalu aja bela diva diva dan diva!

Hari H

                Fathur saat ini sedang berbicara dengan Alfan melalui via telefon. Sehari yang lalu Alfan baru saja sadar dari koma.

Fathur     : Bagaimana kabarmu?

……..

Fathur     : Lombanya? Sejam lagi. Aku berharap saat ini kau ada disini. Hah! Tapi tenang saja, kali ini kami akan menampilkan yang terbaik untukmu.

………

Fahtur     : Jangan gila fan! Kau bahkan belum sembuh meskipun kau telah sadar dari komamu.

……..

Fathur     : Baiklah, jika kau memang bertekad. Tunggulah aku akan menjemputmu.

                Sarah, Dika, Irma, dan Vera baru saja membuka pintu dan masuk ke ruangan itu. Mereka melihat Fathur yang seperti terburu-buru akan.

Irma        : Kau mau kemana?

Fathur     : Aku akan menjemput Alfan

Sarah       : Jangan gila tur! Alfan belum sembuh dan lagi sebentar lagi kita akan tampil.

                Fathur tidak menghiraukan panggilan Sarah.

Sarah       : FATHUR!!

Dika         : Memang ya cowok itu paling gak bisa di bilang.

Vera        : Biarkan mereka berkarya~



Mahyun   : Kemana dia? Jam segini juga belum balik-balik. 15 menit lagi kita tampil.

10 menit kemudian

Fathur     : Maaf, kami terlambat.

                Sontak mereka menoleh ke arah datangnya suara itu.

All            : Fathur, eh? Alfan?

Sarah       : Eh? Bagaimana bisa?

Alfan       : Biarkan aku tampil. Aku ingin melakukan yang terbaik untuk kalian.

Diva         : Tapi kau belum benar-benar pulih, Alfan.

Alfan       : Tenanglah, aku sudah sembuh. Ayo

                Mereka siap untuk tampil. Mereka mulai bernyanyi.

Selesai tampil

Awang     : Bagus!

                Mereka beros ria setelah menyelesaikan penampilan mereka.

Fathur     : Aku akan membawanya kembali ke rumah sakit.

                Fathur  membawa Alfan ke rumah sakit.

Dika         : Sarah dan Diva tadi sangat akur. Kenapa kalian tidak akur saja?

Vera        : Benar juga!

Sarah       : Aku minta maaf.

                Sarah mengacungi tangannya ke Diva.

Diva         : Aku juga.

Awang     : Gitu kan bagus.

                Dreeet.. Dreeet..

Awang     : Eh? Fathur. Halo?

……………..

Awang     : Ha? Yang benar?

…………….

Awang     : Jangan bercanda Fathur.

…………….

Awang     : Kami akan kesana.

Diva         : Kenapa Awang?

Awang     : Alfan. Meninggal.

All            : Ha? MENINGGAL?

Sarah       : Jangan bercanda Awang, dia tadi masih terlihat sehat meskipun agak sedikit pucat. Tidak mungkin dia..

Awang     : Aku tidak mungkin bercanda perihal itu.
*semuanya menangis*



                Hari ini mereka menghadiri proses pemakaman Alfan. Mereka sedang dalam perasaan duka saat itu. Tapi disela kesedian mereka, mereka harus tetap tersenyum. Mereka yakin, jika mereka tersenyum, Alfan pasti akan tenang disana, dialam barunya. Hujan perlahan turun seakan bersedih akan duka ini. Mereka pergi meninggalkan tempat pemakaman itu. Satu persatu dari mereka telah pulang. Di tengah perjalanan, dijalan yang licin karena air yang tergenang, Sarah terjatuh. Ia merintih kesakitan. Lalu ketika ia melihat keselilingnya, ia melihat pemandangan yang berbeda. Saat ini sedang berada dikamarnya. Bagaimana bisa? Ketika dia melihat ke jam beker, waktu menunjukkan pukul 7.30. Ia segera bangkit dari tidurnya. Beberapa menit kemudian ia telah berada di sekolah. Ia melihat sekeliling dan ada Alfan disana.

Sarah       : Jadi tadi mimpi?
Vera,diva,dika,Dan irma pun mengampiri sarah
Vera : kenapa ? apanya yang mimpi ?
Sarah : tidak ada apa – apa !  J

-END-


BY : Maisarah Jufri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar