Selasa, September 18, 2012

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional & Pendapatan Nasional Indonesia

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL



Untuk menghitung pendapatan nasional terdapat tiga metode yaitu :
1.  Metode Produksi

2.  Metode pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian(pendapatan nasional) sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.Dengan kata lain metode ini ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diperoleh para pekerja,pendapatan para pengusaha,dan pendapatan pemilik modal yang dapat berupa upah,gaji,bunga modal,dan laba.
Dalam metode ini,produk domestik bruto didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor-faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi di suatu Negara dalam periode tertentu.
Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).maka dapat dihitung dengan rumus

         PN = w + i + r + p
 Keterangan : PN = Pendapatan Nasional
                   w = wages (upah)
                   r = rent (sewa)
                   i = interest ( bunga modal )
                   p = profit (laba/keuntungan)

CONTOH:
Petani menerima upah Rp50,00,Pengusaha tepung terigu akan mendapat laba Rp25,00 jika ia menggunakan mesin sendiri,tetapi bila ia menyewa mesin Rp10,00 maka ia hanya mendapat laba Rp15,00.Rp10,00 diterima pemilik mesin sebagai sewa.Dan bila ia meminjam modal dari bank dan harus membayar bunga Rp5,00, labanya akan turun lagi menjadi Rp10,00, Bila semua ini dijumlahkan maka hasilnya adalah
              Rp50 + Rp 10 + Rp 10 +Rp 5 + Rp 25 = Rp 100,00

3.  Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menurut metode pengeluaran, nilai pendapatan nasional  merupakan nilai total pengeluaran dalam satu tahun tertentu,dapat dihitung dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian: 
1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) ,baik pusat maupun daerah
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sector/dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4) Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).
Maka dapat dihitung dengan rumus :

            PN = C + G + I + (X-M)

            Keterangan:
              C = Konsumsi rumah tangga
              G = Konsumsi pemerintah
              I = Pengeluaran investasi
              X = Ekspor
              M = Impor






PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA



Perekonomian Indonesia pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen.Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2008 mencapai Rp2.082,1 triliun,sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp1.963,1 triliun.Bila dilihat berdasarkan harga berlaku PDB tahun 2008 naik sebesar Rp1.004,7 triliun,yaitu dari Rp3.949,3 triliun pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp4.954,0 triliun pada tahun 2008.




NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2007-2008 DAN LAJU PERTUMBUHAN TAHUN 2008

Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga   Berlaku (Triliun Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
Laju Pertumbuhan 2008 (Persen)
Sumber Pertumbuhan 2008 (Persen)
2007
2008
2007
2008
(1)
(2)
(3)
(2)
(3)


1.Pertanian,Peternakan,Kehutanan,dan Perikanan
541,6
713,3
271,4
284,3
4,8
0,7
2.Pertambangan dan Penggalian
441,0
543,4
171,4
172,3
0,5
0,0
3.Industri Pengolahan
1.068,7
1.380,7
538,1
557,8
3,7
1,0
4.Liatrik,Gas,dan Air Bersih
34,7
40,8
13,5
15,0
10,9
0,1
5.Konstruksi
305,2
419,3
121,9
130,8
7,3
0,5
6.Perdagangan,Hotel,dan R
estoran
589,3
692,1
338,8
363,3
7,2
1,2
7.Pengangkutan dan Komunikasi
264,3
312,5
142,3
166,1
16,7
1,2
8.Keuangan,Real Estat,dan Jasa Perusahaan
305,2
368,1
183,7
198,8
8,2
0,8
9.Jasa-jasa
399,3
483,8
182,0
193,7
6,4
0,6
Produk Somestik Bruto (PDB)
3.949,3
4.954,0
1.963,1
2.082,1
6,1
6,1
PDB Tanpa Migas
3.532,8
4.426,4
1.820,3
1.939,3
6,5
-




Selama tahun 2008,semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan.Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 16,7 persen,diikuti oleh sektor listrik,gas dan air bersih 1,9 persen,sektor keuangan,real estat dan jasa perusahaan 8,2 persen,sektor konstruksi 7,3 persen,sektor perdagangan,hotel dan restoran 7,2 persen,sektor jasa-jasa 6,4 persen,sektor pertanian 4,8 persen, dan sektor industri pengolahan 3,7 persen,serta sektor perta sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5 yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi,dan sektor perdagangan,hotel dan rrstoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 16,7 persen dan 7,2 persen masing-masing memberikan kontribusi terbesar yang sama terhadap total pertumbuhan PDB,yaitu sebesar 1,2 persen.Selanjutnyasumber pertumbuhan yang cukup besar adalah sektor industri pengolahan sebesar 1,0 persen sektor keuangan,real estat dan jasa perusahaan sebesar 0,8 persen dan sektor pertanian sebear 0,7 persen.



BY : MAISARAH JUFRI :)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar