Sabtu, September 22, 2012

Sejarah ACEH


Pulo Gayo di Pulo Puep
DI gampong itu juga ditemukan kuburan dengan batu nisan yang sama seperti ditemukan di makam raja raja Pasai dan makan di Keulibeut. Kuburan itu ditemukan di sebuah tempat yang dinamai Pulo Gayo. Pada tahun 1939 H M Zainuddin pernah melakukan penelitian lansung ke tempat itu. Ia mengaku penasaran mengapa tempat itu dinamai Pulo Gayo sementara umumnya orang mengetahuyi Gayo itu berada di Aceh bagian tengah.

Sulthan Iskandar Muda Menjemput Tengku Japakeh
DALAM Hikayat Sulthan Aceh Iskandar Muda diceritakan, setelah saran-saran dari Putroe Phang, Sulthan Iskandar Muda meninggalkan istananya. Ia berangkat diiringi para menteri dan uleebalang serta bala tentaranya. Mereka berjalan melalui darat dana akan naik kapal di Kuala Jambo Aye. Kapal-kapal perang menyusuri pantai mengikuti rombongan Sulthan Iskandar Muda. Armada perang itu dinamai Cakra Donya.

Aceh Sebelum Darussalam
BEBERAPA  kerjaan yang sudah muncul jauh sebalum kerajaan Aceh Darussalam itu adalah, Kerajaan Peureulak, Kerajaan Samudra Pase, Kerjaan Banua, Kerjaan Pedir, Kerajaan Sanghela (Sahe), Kerajaan Linge dan Isak, Kerajaan Daya, Kerjaan Indra Purwa dan Kerajaan Lamuri.

Dari Sanghela ke Meureudu
BEGITU juga ketika Meureudu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kerajaan Poli (Pedir) sebagai cikal bakal daerah Pidie. Keberadaan dan sejarah kerajaan-kerajaan tersebut masih perlu ditelusuri lagi. Catatan-catatan sejarah yang ada sekarang, hanya sedikit yang menjelaskan tentang hal itu. Meski demikian, kedatangan Sultan Iskandar Muda ke Negeri Meureudu sebelum menyerang Pahang di Semenanjung Malaya bisa membuka sedikit tabir informasi tersebut.

Sama Indra Moyang Pidie
SEBUAH buku lama yang ditulis sejarawan M Junus Djamil yang disusun dengan ketikan mesin tik, mengungkapkan hal itu. Buku dengan judul “Silsilah Tawarick Radja-radja Kerajaan Aceh” Buku yang diterbitkan oleh Adjdam-I/Iskandar Muda tidak lagi  jelas tahun penerbitnya. Tapi pada kata pengantar yang ditulis dengan ejaan lama oleh Perwira Adjudan Djendral Kodam-I/Iskandar Muda, T Muhammad Ali, tertera 21 Agustus 1968.

138 Tahun Invansi Belanda ke Aceh
RABU, 26 Maret 1873, di atas kapal Citadel van Antwerpen, Kerjaan Belanda menyatakan maklumat perang dengan Kerajaan Aceh. Setalah itu serangan besar-besaran dilakukan ke daratan Aceh. Belanda gagal total, Panglima Perang Belanda, JHR Kohler tewas.

Aceh Daerah Pertama di Indonesia Menerima Islam
Medan - Aceh merupakan daerah pertama yang menerima kedatangan Islam di Indonesia, tepatnya di Pasai, kata dosen ilmu sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Suprayitno.

Kampung Biduen
AHAD  ini, kita mengupas kisah Kampung Biduen (Pelacuran) di Lampulo Banda Aceh. Beratus-ratus tahun lalu, kampung ini menjadi pusat prostitusi pada masa kerajaan Aceh. Namun sebutan ini dapat dihapuskan dengan kelembutan tangan Syeikh Abdurrauf Al Fansuri Ashingkili.

Kerajaan Aceh Tamiang
Chik Awe Geutah, Intelektual Muda
CATATAN minggu ini tentang ulama Mekkah yang ke Aceh pada masa Sultan Badrul Munir Jamailullail bin Syarif Hasyim (1703-1726). Sejak Azyumardi Azra meneliti jaringan ulama Nusantara pada abad XVII-XVII, didapati hubungan Aceh dengan Haramayn (Mekkah dan Madinah) telah membawa gagasan pembaharuan Islâm di Nusantara. Maka kehadiran Chik Awe Geutah ke Aceh tidak lepas dari jaringan ulama pada abad ke-17 dan 18 itu.

Hamzah Fansuri, Pemantik Peradaban Aceh
TAK banyak sejarah yang menukil seorang maestro peradaban yang tidak hanya dikenal di timur tapi juga di Barat. Dia Hamzah Fansuri, ulama yang pujangga nusantara. Dalam karya-karyanya ditemukan kunci peradaban satu kaum (Aceh). Di Malaysia, sastra menjadi tumpuan kaki peradaban Melayu, sehingga pujangga ditempatkan di atas para intelektual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar