Jumat, September 21, 2012

Cerpen - Kebohongan Tak Pernah Abadi


Kebohongan Tak Pernah Abadi
Setelah ujian semester ganjil berakhir, sekolah tidak meliburkan para siswanya. Para siswa tetap harus pergi ke sekolah seperti biasa. Namun bedanya, saat itu tidak ada proses belajar mengajar. Pihak sekolah hanya mengadakan berbagai pelombaan untuk diikuti oleh para siswa.
Perlombaan pun telah berlangsung satu hari. Karena merasa perlombaan tersebut tidak menarik, beberapa siswa pun mulai tidak hadir ke sekolah pada hari kedua perlombaan tersebut dan seterusnya, termasuk siswa kelas sepuluh yang bernama Randy. Randy tidak hadir ke sekolah dengan alasan sedang dalam keadaan sakit. Namun itu hanya tipuannya saja.
Satu hari sebelum pembagiaan rapor, akhirnya Randy pun kembali hadir ke sekolah. Saat itu perlombaan yang diadakan pihak sekolah telah berakhir.
Di sekolah, para siswa hanya ngumpul-ngumpul dan bercerita bersama teman-temannya di kelas. Hal yang sama juga terjadi di kelas Randy. Randy dan teman-temannya sibuk bercerita tentang berita-berita baru yang mereka dapatkan. Saat sedang saling bercerita, tiba-tiba seorang temannya yang bernama Alif menceritakan bahwa ia sedang menyukai seorang cewek yang bernama Diana. Randy seketika terkejut mendengar hal tersebut. Randy merasa sangat kenal dengan nama Diana. “Apakah Diana yang Alif suka adalah Diana teman dari sepupuku?”, tanya Randy dalam hati. Untuk memastikannya, Randy pun menanyakan hal tersebut kepada Alif dan Alif pun membenarkannya. Setelah mengetahui bahwa yang ia pikirkan ternyata benar, Randy pun mengatakan kepada Alif bahwa ia kenal dengan Diana dan Diana adalah teman dari sepupunya. Tetapi saat itu meskipun ia kenal dengan Diana, Randy tidak ingin ikut campur urusan perasaan Alif kepada Diana.
Awalnya Randy memang tidak berniat ikut campur urusan perasaan Alif kepada Diana, namun lama kelamaan timbul di dalam diri Randy niat untuk membuat Alif dan Diana saling kenal, dekat, dan berpacaran.
Tak ingin membuang waktu, Randy pun mulai melakukan niatnya tersebut dengan berbagai rencana yang bertahap. Rencana awalnya yaitu ia mulai mendekati Diana. Tak butuh waktu lama untuk Randy mendekati Diana, karena pada dasarnya mereka memang sudah saling kenal.
Seiring berjalanannya waktu, Randy dan Diana pun semakin dekat. Hingga suatu ketika Randy pun mulai sadar bahwa ia mulai memiliki rasa suka kepada Diana. Namun di samping itu ia ingat bahwa niat awalnya mendakiti Diana adalah untuk mendekatkan dan membuat Alif dan Diana berpacaran. Randy juga sadar bahwa Alif lah yang terlebih dahulu memiliki perasaan itu dan Alif lah yang berhak menjadi pacar Diana.
Tak ingin terlalu lama memikirkan hal tersebut, Randy pun melanjutan rencananya yang selanjutnya, yaitu mempertemukan mereka dan membuat mereka saling kenal. Namun, rencananya kali ini kurang berjalan dengan mulus. Saat ingin diperkenalkan kepada Diana, Alif justru tidak setuju. Alif merasa malu dan tidak berani untuk bertemu dan berkenalan dengan Diana. Randy namun tidak berputus asa, ia terus berusaha tanpa henti untuk merayu Alif agar ia setuju untuk dipertemukan dan dikenalkan kepada Diana. Usaha Randy pun tidak sia-sia dan membuahkan hasil yang baik. Akhirnya Alif setuju untuk dipertemukan dan diperkenalkan kepada Diana. Randy pun membuat janji dengan Diana untuk bertemu di sebuah cafe sepulang sekolah.
Sepulang sekolah Randy dan Alif pun pergi ke cafe yang telah mereka sepakati untuk bertemu Diana. Saat tiba di cafe tersebut, ternyata Diana belum tiba di sana. Mereka berdua pun memutuskan untuk menunggunya. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Diana pun datang dan mereka pun saling berkenalan. Mereka bertiga lalu membicarakan berbagai hal. Kurang lebih sekitar satu jam waktu berlalu, mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Merasa kembali berhasil dengan rencananya untuk memperkenalkan Alif dah Diana, Randy pun melanjutkan rencana yang selanjutnya. Kali ini Randy berencana mendekatkan Alif dan Diana. Untuk menjalankan rencananya ini, mula-mula Randy memberikan nomor Alif kepada Diana dan menyuruhnya untuk menghubungi Alif. Namun, Diana menolak untuk menghubungi Alif terlebih dahulu. Ia ingin Alif lah yang terlebih dahulu menghubunginya. Lalu Randy pun menyampaikan kepada Alif keinginan Diana. Awalnya Alif juga menolak untuk terlebih dahulu menghubungi Diana. Namun, setelah dirayu oleh Randy dan beberapa temannya, akhirnya Alif pun mau untuk terlebih dahulu menghubungi Diana.
Alif dan Diana pun mulai sering berkomunikasi sejak Alif mulai menghubungi Diana. Lama kelamaan mereka pun mulai dekat. Melihat kedekatan mereka, muncul perasaan cemburu pada diri Randy. Ia sadar perasaan cemburu itu muncul karena ia juga menyukai Diana. Namun, ia tak ingin mengatakan hal tersebut kedapa Alif. Randy tak ingin Alif sampai tahu tentang perasaannya kepada Diana. Randy benar-benar tak ingin menyakiti hati Alif. Oleh karena itu, ia terus menyembunyikan perasaannya kepada Diana.
Namun, meskipun Randy telah menyembunyikannya dengan berbagai cara, akhirnya Alif pun mengetahuinya. Alif pun marah kepada Randy karena merasa selama ini Randy tidak biasa jujur kepadanya. Saat itu Randy sangat sedih, menyesal, dan merasa tidak enak kepada Alif.
Tak ingin lama-lama merasa tidak enak dan membuat Alif marah kepadanya, Randy pun meminta maaf dan menjelaskan semuanya kepada Alif. Alif pun memaafkan Randy meskipun sebenarnya hatinya belum bias benar-benar memaafkan Randy. Saat itu, Alif menasihati Randy agar kedepannya ia bisa menjadi orang yang lebih jujur dan terbuka kepada orang lain, meskipun semuanya itu sulit. Randy pun mendengarkan semua nasihat Alif.
Akhirnya pertemanan mereka membaik seperti awalnya. Mulai saat itu, mereka berdua sama-sama berniat untuk melupakan dan menghilangkan perasaan mereka kepada Diana. Mulai saat itu Randy pun sadar bahwa kejujuran jauh lebih indah dan berarti dibandingkan kebohongan. Ia juga sadar bahwa kebohongan hanya akan menambah masalah, bukan mengurangi maupun menyelesaikan masalah. Mulai saat itu, Randy memiliki motto hidup “KEJUJURAN LEBIH ABADI DIBANDINGKAN KEBOHONGAN”.

By : Wulandari Safitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar