MENGGAPAI
REMBULAN
goresan pena : Yuni Zahara
Sudut mataku mulai lelah
Karena sakit yang ku derita tak ada ujungnya
Rasa menyesal seakan enggan keluar
Namun keluh kesah menggantikannya
Meskipun aku tak mampu menatap
Aku yakin wajah itu takkan muncul
Karena sakit yang ku derita tak ada ujungnya
Rasa menyesal seakan enggan keluar
Namun keluh kesah menggantikannya
Meskipun aku tak mampu menatap
Aku yakin wajah itu takkan muncul
Aku
bertanya pada rumput ilalang
Apa kabar yang disampaikan angin
Mungkin ada terselip namanya
Hanya sekedar salam untuk rembulan
Bahwa matahari terus merindukannya
Terus memikirkannya
Apa kabar yang disampaikan angin
Mungkin ada terselip namanya
Hanya sekedar salam untuk rembulan
Bahwa matahari terus merindukannya
Terus memikirkannya
Salam itu nyaris hilang di terpa badai
Karna rembulan sangat jauh tuk di gapai
Rintik hujan di waktu itu seakan menghujam sanubari
Melarang akal sehatku tuk memikirkanmu
Dan aku…..
Segera menatap kembali langit
Kini ku mengerti
Mimpi semalam hanya rasa agresif
Dan tak mungkin ada balasan
Rumputpun meragukan perasaanku
Karna baginya rembulan sangat jauh
Dan akan tetap diatas sana

Karna rembulan sangat jauh tuk di gapai
Rintik hujan di waktu itu seakan menghujam sanubari
Melarang akal sehatku tuk memikirkanmu
Dan aku…..
Segera menatap kembali langit
Kini ku mengerti
Mimpi semalam hanya rasa agresif
Dan tak mungkin ada balasan
Rumputpun meragukan perasaanku
Karna baginya rembulan sangat jauh
Dan akan tetap diatas sana

By : Yuni Zahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar